Malala Yousafzai merupakan anak dari keluarga Pashtun di Mingora, Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, dari pelobi instruktif Ziauddin Yousafzai. Keluarganya salah satu pengurus sistem sekolah di daerah Pakistan. Dia terinspirasi oleh salah satu karya Ayahnya yang mengutip dari karya-karya Muhammad Ali Jinnah dan Benazir Bhutto sebagai panutan.
Pada tahun 2009, saat Pakistan diserang oleh kelompok Taliban, Malala yang baru berusia 12 tahun menulis di blog BBC Urdu dengan nama samaran. Dalam blog tersebut ia menceritakan bagaimana kehidupannya selama berada dibawah kekuasaan taliban di Swat Pakistan. Melalui tulisan tersebut pula ia berani menyuarakan hak anak-anak perempuan untuk tetap pergi ke sekolah.
Konflik yang Menyerang Malala Yousafzai
9 Oktober 2012 lalu, sebuah Bus di Swat ditembaki oleh penembak taliban sebagai bentuk pembalasan dari aktivisme yang dilakukan Malala. Malala dan dua wanita muda lainnya tertembak. Saat itu ia baru berusia 15 tahun dan meregang nyawa akibat luka tembak yang dia peroleh di bagian kepala.
Pada tanggal 11 Oktober 2012, Malala Yousafzai dipindahkan dan dirawat di Institut Kardiologi Angkatan Bersenjata Rawalpindi. Seorang spesialis Mumtaz Khan, mengatakan bahwa dia masih memiliki harapan hidup 70%. Menteri Rehman Malik menyatakan bahwa Malala akan dipindahkan ke Jerman agar memperoleh perawatan yang terbaik dan pengobatannnya akan ditanggung oleh pemerintah.
Akibat tembakan itu, Malala koma selama beberapa minggu, akan tetapi dia masih selamat. Berbagai kejadian mengerikan itu tidak membuatknya mundur untuk memperjuangkan hak pendidikan untuk perempuan. Bahkan tidak hanya untuk Pakistan, dia berhasil menyuarakan hak pendidikan anak perempuan di seluruh dunia.
Baca Juga : Peran Perempuan Menghadapi Bencana (Belajar dari Bencana Erupsi Gunung Semeru)
Tanggapan Dunia Atas Serangan Malala
Tragedi penembakan itu memicu kemarahan, pemberontakan terhadap serangan tembakan terjadi sehari setelah kejadian di beberapa kota di Pakistan. Lebih dari 2 juta orang mendukung seruan misi hak atas pendidikan anak perempuan. Hingga akhirnya RUU Hak atas Pendidikan di Pakistan di sah kan oleh pemerintah.
Presiden Barack Obama menyebut serangan penembakan tersebut merupakan aksi yang tidak termaafkan, memberontak, dan menyedihkan. Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton juga memuji Malala Yousafzai karena sangat berani membela hak perempuan di Pakistan. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon juga turut mengutuk kegiatan tersebut dengan menyebutnya demontrasi yang mengerikan dan lemah.
Hadiah Nobel Perdamaian untuk Malala Yousafzai
Dua tahun berlalu, Malala yang berusia 17 tahun mendapatkan hadiah dan dianugerahi Nobel Perdamaian bersama Kailash Satyarthi, seorang aktivis hak-hak anak dari India. Malala menjadi peraih Nobel termuda sepanjang sejarah. Malala bahkan sudah berhasil menjadi advokat muda untuk menyuarakan hak-hak pendidikan bagi global.
Berawal dari menulis di blog, dia berhasil mendirikan Malala Fund yang berfungsi untuk mendampingi kegiatan advokasi bagi hak-hak perempuan dunia. Selain itu ia juga aktif berkampanye di sosial media dengan hashtag #stongerthan yang mampu menguatkan perempuan dari seluruh belahan dunia.
Di hari ulang tahunnya ke 17 tahun, Malala aktif berkeliling dunia salah satunya dia berkunjung ke Nigeria untuk memperjuangkan kebebasan ratusan siswi madrasah yang diculik oleh Kelompok Boko Haram di Chibok.
Dia bahkan juga banyak melobi para pemimpin dunia untuk menghibahkan dana mereka untuk membantu pendidikan dan pemberdayaan para perempuan muda di seluruh dunia. Bagi Malala pendidikan adalah salah satu jalan untuk memerangi kemiskinan, pengabaian dan juga terorisme.
Pada tahun 2013, dia juga menemui Presiden Barack Obama untuk segera menghentikan serangan pesawat tak berawak di Pakistan. Ia juga memperjuangkan nasib para pengungsi Suriah dan menyerukan kepada masyarakat dunia untuk meningkatkan pendanaan dan bantuan untuk mereka guna mencegah generasi yang kemungkinan akan hilang.
Tidak hanya itu, Malala Fund juga menjalin dengan berbagai mitra global untuk pendidikan, serta berhasil mendapatkan dana milyaran dollar untuk meningkatkan pendidikan anak perempuan di dunia.
Baca Juga : Dea Valencia, Pengusaha Batik Kultur yang Sukses di Usia Muda
Dampak Malala Yousafzai
Setelah berbagai peristiwa tersebut, Malala berhasil menyuarakan pendidikan dan kesetaraan di seluruh dunia. Ia bahkan menjadi salah satu orang yang paling berpengaruh di Majalah Time tahun 2013 lalu. Dia terus meningkatkan kesadaran isu-isu pendidikan dam pemberdayaan di seluruh dunia.
Baru-baru ini Malala berhasil menjalin kemitraan dengan Apple pada 8 Maret 2021 lalu, dia menggarap program Apple TV+ yang merupakan layanan streaming perusahaan. Proyek tersebut akan menampilkan drama, komedi, dokumenter, animasi dan serial anak-anak yang akan dimanfaatkannya untuk menginspirasi orang secara global.
Peringatan Hari Malala
Pada 12 Juli 2013, Malala berbicara kembali pada forum di PBB untuk mengadvokasi pendidikan secara universal. Acara ini disebut dengan “Malala Day” oleh PBB. Dia memperoleh banyak sambutan dari seluruh dunia. Ban-Kii-moon bahkan menyebutnya sebagai “pahlawan kita”.
Dalam pertemuan tersebut Malala mengatakan “Hari Malala bukanlah hari saya. Hari ini adalah hari bagi setiap wanita, setiap anak laki-laki dan setiap anak perempuan yang telah menyuarakan hak mereka”.
Kini, Malala telah berusia 24 tahun, baru-baru ini dia mengumumkan kabar bahagia bahwa dia telah menikah pada 10 November 2021 lalu. Dia menikah dengan Asser Malik yang merupakan seorang general manager of high performance di Dewan Kriket Pakistan.
*Ditulis Oleh : Nava Ayu Dwi Rosita