Pemilihan Umum atau Pemilu merupakan pilar fundamental dalam sebuah sistem demokrasi. Di dalamnya, setiap warga negara memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam menentukan perwakilan lewat hak untuk memilih para pemimpin dan wakil-wakil mereka serta kebijakan yang akan mempengaruhi arah negara.
Meski begitu, ruang bagi perempuan dalam Pemilu masih menjadi perjuangan yang cukup panjang. Perempuan seolah harus hidup di bawah bayang-bayang hingga cenderung diabaikan atau diremehkan perannya meski secara konstitusi memiliki hak yang setara. Namun, seiring dengan perubahan sosial dan kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender, peran perempuan dalam Pemilu mulai semakin diakui dan bahkan diapresiasi.
Dalam konteks ini, terlebih jelang Pemilu 2024, campur tangan perempuan memiliki dampak yang sangat penting dalam memastikan representasi yang adil, keberagaman, dan kualitas dalam proses politik. Partisipasi aktif perempuan bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan katalisator sekaligus pilar utama bagi demokrasi yang kuat dan inklusif
Lalu, apa saja peran perempuan dalam Pemilu demi suksesi demokrasi era 2024?
Perubahan pandangan terhadap peran perempuan juga sudah mulai mewarnai demokrasi era Pemilu 2024 mendatang. Tidak hanya demi memenuhi kuota, perempuan semakin didorong untuk aktif dalam berpolitik secara langsung demi menjalankan peran yang lebih maksimal.
Peran Aktif dalam Memerangi Kekerasan Politik Berbasis Gender
Ketidakseimbangan gender dalam politik adalah isu yang masih cukup lantang terdengar hingga perempuan perlu secara aktif turun tangan mengatasi masalah ini. Di beberapa negara, bahkan Indonesia, jumlah perempuan dan laki-laki yang terlibat dalam pemilu masih belum proporsional, baik sebagai pemilih maupun calon kandidat.
Oleh karena itu, keterlibatan perempuan dalam Pemilu 2024 kali ini menjadi semakin penting untuk memberikan edukasi pada masyarakat secara keseluruhan dan menghindari pandangan yang terlalu terfokus pada perspektif laki-laki demi keseimbangan peran gender dalam aspek politik.
Pasalnya, Pemilu seringkali diiringi oleh tantangan keamanan dan kekerasan politik, termasuk kekerasan berbasis gender. Keterlibatan perempuan dalam demokrasi politik dapat membantu memerangi kekerasan ini dengan memperjuangkan perlindungan dan menjadikan isu ini sebagai agenda penting dalam pemerintahan.
Dalam perjuangan memenuhi kesetaraan gender yang semakin ditekankan dan dihargai, peran perempuan dalam Pemilu memiliki implikasi yang lebih besar dari sekadar pemberian hak suara. Keterlibatan aktif perempuan dalam politik dan Pemilu adalah pilar penting dalam membangun masyarakat yang inklusif, beragam, dan berkeadilan. Oleh karena itu, mendukung partisipasi perempuan dalam Pemilu adalah langkah menuju demokrasi yang lebih kuat dan representatif.
1. Perempuan sebagai pemilih aktif
Berdasar konstitusi, perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam Pemilihan Umum. Jadi, keterlibatan aktif perempuan dalam Pemilu sangat penting sebagai wadah untuk mengungkapkan pendapat dan pilihan tentang isu-isu penting, termasuk masalah yang berkaitan dengan kesehatan, pendidikan, keluarga, dan hak reproduksi.
2. Sebagai calon kandidat dan pemimpin
Keterlibatan perempuan sebagai calon kandidat dan pemimpin politik adalah langkah penting menuju kesetaraan gender di dunia politik. Partisipasi perempuan dalam Pemilu juga menjadi kunci untuk memastikan representasi yang adil dari seluruh segmen masyarakat.
Pasalnya, dalam banyak kasus, proporsi perempuan di lembaga-lembaga politik masih jauh lebih rendah dibanding laki-laki. Dengan adanya lebih banyak perempuan dalam arena politik dan kesempatan untuk menduduki posisi yang tinggi,, berbagai perspektif dan pengalaman dapat diwakili demi memastikan bahwa kebijakan yang diambil bisa mengakomodasi kepentingan seluruh masyarakat.
3. Menunjukkan diversitas perspektif
Pentingnya keterlibatan perempuan dalam Pemilu juga terkait dengan perbedaan dalam pengalaman hidup dan pandangan. Perspektif perempuan yang cenderung berbeda dari laki-laki akan tercermin dalam pembuatan kebijakan.
Perempuan seringkali memiliki pandangan dan kebutuhan yang berbeda dalam berbagai isu khas, seperti kesehatan reproduksi, pendidikan, perlindungan anak, dan kekerasan berbasis gender. Dengan keterlibatan perempuan dalam Pemilu, isu-isu semacam ini cenderung mendapatkan perhatian lebih lanjut dan diperjuangkan secara lebih efektif.
Keberagaman dalam pengambilan keputusan juga berpotensi menghasilkan kebijakan yang lebih baik. Dalam konteks politik, kehadiran perempuan dalam lembaga-lembaga legislatif atau eksekutif dapat membantu mencegah dominasi pandangan tunggal atau kelompok tertentu demi perwujudan kebijakan yang lebih holistik dan berimbang.
Keterlibatan untuk Mendorong Perubahan Sosial
Peran perempuan dalam Pemilu tidak hanya tentang partisipasi formal dalam proses demokratis, tetapi juga tentang mendorong perubahan sosial yang lebih luas. Ketika perempuan memiliki akses yang lebih besar terhadap posisi politik dan pengambilan keputusan, mereka dapat mempengaruhi norma dan nilai-nilai masyarakat terkait kesetaraan gender dan hak-hak perempuan.
Menjaga Isu-isu Gender di Agenda Politik
Di beberapa kasus, isu gender seringkali terpinggirkan dalam agenda politik. Oleh karena itu, keterlibatan perempuan dalam Pemilu menjadi semakin penting demi membantu memastikan bahwa isu-isu seperti kekerasan terhadap perempuan, diskriminasi gender, dan kesetaraan hak mendapatkan perhatian yang layak.
Peran penting perempuan dalam Pemilu nantinya akan berdampak pada masyarakat secara keseluruhan. Saat perempuan diberi ruang kendali untuk memegang posisi politik yang penting, mereka akan menjadi teladan bagi generasi muda dan masyarakat luas. Hal ini merangsang partisipasi lebih lanjut sekaligus mengubah pandangan masyarakat tentang peran perempuan dalam berbagai bidang.
Pada kesimpulannya, partisipasi aktif perempuan dalam Pemilu memiliki dampak yang signifikan untuk menjaga dan memperkuat sistem demokrasi yang inklusif. Perempuan memiliki kontribusi unik membawa perspektif yang beragam dan penting dalam pembuatan kebijakan politik. Dengan memastikan bahwa peran perempuan dalam Pemilu memiliki hak yang sama dan akses yang adil, maka kondisi masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan responsif terhadap kebutuhan sosial akan mampu tercipta.