Nilai Perjuangan Fatmawati dalam Sejarah Kemerdekaan RI

Nilai Perjuangan Fatmawati

Tahukah kamu siapa Fatmawati? Dikenal sebagai istri presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, Fatmawati juga lekat dengan kelahiran bendera Merah Putih yang dikibarkan pada saat Proklamasi kemerdekaan 1945 di Pegangsaan 56. Bukan sekadar menjadi sosok pendamping seorang negarawan hebat, nilai perjuangan Fatmawati dalam sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia juga patut jadi inspirasi bagi banyak orang, khususnya perempuan.

Melansir situs Parapuan, perjuangan dan kontribusi Fatmawati telah memberikan pengaruh besar bagi Indonesia, salah satunya sebagai penjahit bendera Merah Putih pertama. Terlebih pada saat itu, simbol perlawanan dan persatuan bangsa Indonesia memang belum ada. Fatmawati pun merasa penting untuk memiliki sebuah lambang yang bisa menggerakkan semangat dan kebanggaan rakyat hingga akhirnya memutuskan untuk membuat bendera nasional.

Dengan keahliannya dalam menjahit, ia mencoba mewujudkan ide untuk melahirkan lambang penggerak perjuangan. Namun, menjahit sebuah bendera tidaklah mudah pada zaman dimana Indonesia masih belum menjadi negara merdeka dan berada dalam situasi baru dijanjikan kemerdekaan oleh Jepang yang kala itu sudah terdesak untuk menyerah di hadapan Sekutu.

Lalu, apa saja nilai perjuangan Fatmawati yang layak menjadi inspirasi?

Nilai Perjuangan Fatmawati
Nilai Perjuangan Fatmawati | Credit: www.ambonews.com

Selain peran tak terpisahkan sebagai penjahit bendera nasional pertama, nilai perjuangan Fatmawati dalam sejarah kemerdekaan Indonesia juga masih layak dijadikan inspirasi bagi perempuan masa kini. Yuk, simak beberapa hal yang bisa dijadikan teladan berikut ini.

Baca Juga: Perempuan dan Idul Adha, Ada Kisah Siti Hajar di Balik Idul Adha

1. Sosok yang penuh keberanian

Peran Fatmawati dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia lekat dengan teladan tentang keberanian. Bukan sekadar berada di balik layar, Fatmawati tidak ragu turut serta dalam berbagai kegiatan perjuangan suaminya untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan. Peran serta aktifnya dalam kegiatan politik juga memberikan contoh bagi perempuan Indonesia untuk turut andil dalam pembentukan bangsa.

Menukil Tirto.id, dalam memoar berjudul “Fatmawati: Catatan kecil Bersama Soekarno (1978)” disebutkan bagaimana perjuangan seorang Fatmawati saat terjun dalam penyamaran demi gerakan kemerdekaan bersama Soekarno. Bahkan dalam aksi Rengasdengklok hingga ke rumah Laksamana Maeda dan pembacaan Proklamasi, Fatmawati terus mendampingi Bung Karno.

2. Pengorbanan tanpa kenal menyerah

Pengorbanan menjadi nilai penting dalam perjuangan Fatmawati di masa kemerdekaan hampir dalam genggaman. Seperti yang sudah diketahui, menjahit bendera Merah Putih di masa perjuangan tidaklah mudah. Menukil situs Kompas, tantangan besar terletak pada keterbatasan sumber daya dan perlengkapan dimana untuk mendapatkan kain merah putih saja tidak mudah karena barang-barang bekas impor masih dikuasai Jepang dan mengambil dari luar pun harus dengan berbisik-bisik.

Belum lagi kondisi Fatmawati yang tengah hamil tua putra pertamanya, Guntur Soekarnoputra, larangan dokter untuk menjahit menggunakan kaki tidak kalah menyulitkan. Fatmawati harus bergulat dengan mesin jahit Singer yang dijalankan hanya dengan tangan. Tidak jarang air mata mewarnai perjuangan Fatmawati demi sebuah bendera nasional yang jadi harapan untuk menggerakkan semangat bangsa.

Berkat pengorbanan Fatmawati dalam kondisi fisik yang lemah, bendera Merah Putih akhirnya berkibar untuk pertama kali saat memproklamirkan kemerdekaan. Ia rela mengorbankan waktu, tenaga, dan kesehatannya demi lambang bangsa. Bukankah teladan tentang semangat rela berkorban semacam ini masih layak diterapkan sebagai nilai pribadi di era modern?

3. Empati dan kepedulian terhadap sesama yang tinggi

Dalam perjuangan panjang dan berat menuju kemerdekaan, peran Fatmawati sebagai istri, penjahit bendera, dan anggota masyarakat telah memberikan sumbangan yang tak ternilai. Dedikasi dan semangatnya telah memberikan inspirasi bagi generasi-generasi berikutnya untuk tetap berjuang demi kebebasan dan kemajuan Indonesia tanpa melupakan empati terhadap sesama.

Selain politik, Fatmawati juga terkenal karena kebajikannya. Memiliki empati dan kepedulian yang tinggi terhadap kesejahteraan masyarakat, Fatmawati tidak pernah ragu mengulurkan bantuan bagi yang membutuhkan. Melansir situs Antara, ada kepedulian yang cukup intens pada perlindungan perempuan dan anak. Fatmawati disebut sering menunjukkan keprihatinan saat blusukan ke berbagai tempat, terutama pada anak yang saat itu menderita TBC.

Sebagai negara yang baru merdeka, Indonesia belum memiliki rumah sakit khusus untuk penanganan terhadap penyakit TBC. Pada tahun 1953, Fatmawati terpanggil untuk membuat rumah sakit bermodal aksi lelang kopiah dan pakaian Bung Karno. Cita-cita Fatmawati terwujud lewat pembangunan Rumah sakit Ibu Soekarno -saat ini bernama RSUP Fatmawati-, yang merawat anak-anak dan orang dewasa dengan beragam masalah kesehatan.

4. Berjiwa pemimpin, penuh kemandirian, dan punya keteguhan hati

Menilik teladan dari membangun kesejahteraan dan kesehatan, nilai penting dalam perjuangan Fatmawati turut menampilkan sosok pemimpin dan identitas pribadi yang penuh kemandirian. Tanpa mengambil peran sebagai pemimpin, impian memiliki rumah sakit khusus paru-paru pertama Indonesia tidak akan terwujud. Kendali ada di tangan Fatmawati lewat penggalangan dana dan pengelolaan yang baik.

Selain itu, kemandirian Fatmawati sebagai seorang perempuan membuat ia tahu bagaimana mengatasi kesulitan dengan cara yang positif. Ibu negara Indonesia yang pertama ini sudah menunjukkan pentingnya kemandirian dalam menghadapi tantangan sejak masih di zaman perjuangan meraih kemerdekaan saat mengupayakan lambang pemersatu bangsa lewat bendera nasional.

Fatmawati juga mampu menunjukkan keteguhan hati dalam menghadapi berbagai rintangan dan tantangan selama perjuangan kemerdekaan. Ia tidak pernah menyerah dengan keadaan yang sempat menghimpit meski mengalami situasi yang sulit dan penuh tekanan. Keterbatasan kondisi negara yang masih harus berjuang untuk merdeka serta keadaan fisik yang tengah hamil tua tidak pernah menyurutkan semangat Fatmawati.

5. Punya jiwa patriotisme

Tidak ada yang akan menyangkal jiwa patriotisme dalam nilai perjuangan seorang Fatmawati saat sudah mengenal sejarah kemerdekaan Indonesia. Sebagai istri seorang pemimpin kemerdekaan, Fatmawati juga memiliki rasa patriotisme yang tinggi terhadap Indonesia dengan turut berjuang mengorbankan waktu, tenaga, dan bahkan kesehatannya demi kepentingan bangsa.

Tidak heran jika perempuan masa kini wajib meneladani jiwa patriotisme Fatmawati dengan jalur modern. Misalnya, terus mengisi kemerdekaan dengan hal-hal bermanfaat tanpa terseret arus globalisasi yang cenderung mengagung-agungkan budaya luar hingga terkesan merendahkan nilai-nilai ketimuran yang negara ini miliki.

6. Menjunjung tinggi seni budaya

Mengenal sosok Ibu Negara pertama sama saja membongkar nilai unggul Fatmawati dalam perjuangan bangsa. Kecintaan di bidang seni budaya juga menjadi salah satu teladan yang menginspirasi. Mengutip laman Antara, bakat seni Fatmawati yang sudah tumbuh sejak kecil tidak dibiarkan tanpa arah. Kepiawaian membaca Alquran, menyanyi, seni peran dalam sandiwara terus ditumbuhkan, bahkan saat Bung Karno masih menjalani masa pengungsian di Bengkulu.

Terlahir dengan nama Fatimah pada 5 Februari 1923 dari pasangan Hasan Din dan Siti Chadijah dari kalangan pengusaha sekaligus tokoh Muhammadiyah tidak menyurutkan semangat mencintai seni budaya Indonesia. Selain piawai dengan alat musik, seperti piano dan mandolin, Fatmawati juga gemar mengenakan baju bodo khas Sulawesi Selatan. Padahal sebagai Ibu Negara, tidak ada kewajiban khusus terkait mengenakan baju adat yang sarat makna budaya.

Dengan mengingat kontribusi yang diberikan lewat nilai perjuangan Fatmawati selama hidupnya, Indonesia seolah diingatkan akan pentingnya menghormati dan mengapresiasi peran perempuan dalam sejarah. Bahkan cerita tentang Fatmawati juga mengingatkan kita sebagai perempuan di zaman yang serba modern untuk terus menerapkan nilai-nilai semangat juang, kerja keras, dan persatuan agar menjadi dasar dalam membangun negara dan masyarakat yang lebih baik.

Exit mobile version