Bahaya Ibu Menyusui Anemia & Cara Mengatasinya

Anemia bisa mengintai siapapun. Tidak hanya remaja dan ibu hamil saja, tapi juga ibu menyusui. Ibu menyusui anemia tidak hanya membahayakan diri sendiri, tapi juga bayi yang sedang disusuinya.

Ciri-ciri anemia pada ibu menyusui tidak jauh beda dengan anemia pada remaja dan ibu hamil, seperti wajah yang terlihat lebih pucat, sering merasakan pusing, cepat lelah, dan sulit berkonsentrasi. Semua ciri-ciri tersebut tentu cukup mengganggu. Mengingat ibu menyusui perlu tenaga yang cukup banyak untuk menyusui bayinya.

Penyebab Ibu Menyusui Anemia

Ada beberapa penyebab ibu menyusui anemia. Salah satunya adalah banyaknya darah yang keluar ketika melahirkan. Selain itu, ibu yang mengalami darah berlebih pada saat nifas juga berisiko terkena anemia.

Inilah alasan mengapa dokter biasanya memberikan obat penambah darah bagi ibu yang menjalani masa nifas. Tujuannya adalah agar ada asupan zat besi untuk menghindari anemia pada ibu menyusui.

Bahaya Ibu Menyusui Anemia

bahaya ibu menyusui anemia
bahaya ibu menyusui anemia | credit: www.klikdokter.com

Baca Juga: Penyebab Haid Tidak Teratur dan Solusinya

Anemia pada ibu menyusui tidak boleh dibiarkan, karena ada beberapa bahaya yang bisa mengancam ibu menyusui anemia. Berikut beberapa bahaya ibu menyusui anemia:

1. Risiko Anemia Pada Bayi

Satu-satunya sumber makanan bagi bayi yang baru lahir adalah ASI dari ibunya. Itu berarti jika sumber makanannya kekurangan zat besi bisa mengakibatkan bayi kekurangan zat besi juga. Alhasil, bayi juga akan terkena anemia.

Bayi yang kekurangan zat besi bisa mengalami keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan. Bahkan pada kasus anemia pada bayi yang paling ekstrim, bisa mengalami kehilangan kesadaran hingga perlu dilakukan transfusi darah.

2. Terkena Baby Blues Sindrom

Yang dinamakan dengan baby blues sindrom adalah kondisi depresi pada ibu paska melahirkan. Tingkat depresi bisa beragam. Mulai dari depresi ringan hingga depresi berat. Banyak kasus ibu membunuh bayinya karena mengalami depresi akibat baby blues sindrom.

Lalu apa hubungannya antara ibu menyusui anemia dengan kasus baby blues sindrom? Erat sekali. Ibu yang terkena anemia biasanya akan mudah lelah. Ini dikarenakan energinya berkurang. Sedangkan ibu menyusui membutuhkan banyak tenaga untuk mengurus bayinya.

Dengan tanggung jawab yang berat dan energi yang minim, ibu akan merasa tertekan. Terlebih lagi jika tidak ada pengertian dari orang-orang di sekitarnya. Depresi akan berubah menjadi baby blues sindrome yang bisa mengancam keselamatan ibu dan bayi.

3. Menurunnya Respon Imun Pada Tubuh

Memang ini tidak terjadi pada semua ibu menyusui anemia. Namun penurunan respon imun tubuh ini bisa mengakibatkan saluran ASI tersumbat. ASI akan menumpuk di payudara tapi tidak bisa keluar saat bayi menyusu.

Alhasil, payudara akan meradang dan terasa sakit. Membuat ibu merasa tidak nyaman. Bahkan pada beberapa kasus tertentu, ibu akan mengalami demam akibat sumbatan pada payudara.

Cara Mengatasi Anemia Pada Ibu Menyusui

Dampak dari anemia pada ibu menyusui memang tidak boleh disepelekan. Perlu dilakukan berbagai cara agar hal itu tidak terjadi. Berikut beberapa cara mengatasi anemia pada ibu yang baru saja melahirkan :

1. Mencegah Selama Masa Kehamilan

Salah satu cara agar ibu tidak perlu mengalami anemia saat menyusui adalah dengan mencegahnya selama masa kehamilan. Ibu hamil harus rajin mengonsumsi suplemen zat besi yang diresepkan dokter.

Selain itu, ibu juga harus mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi. Seperti bayam, buah bit, alpukat, dan susu hamil. Terutama bagi ibu hamil yang rentan mengalami masalah anemia.

2. Menjaga Asupan Makanan

Cara mengatasi ibu hamil anemia selanjutnya adalah dengan menjaga asupan makanan. Bukan hanya jumlahnya saja, tapi juga kualitasnya. Ibu menyusui harus mengonsumsi makanan tinggi nutrisi agar ASI yang diminum bayi juga kaya akan nutrisi.

Tambahkan beberapa makanan yang mengandung tinggi zat besi, seperti sayuran yang berwarna hijau tua, hati sapi, hati ayam, daging merah, buat bit, kacang-kacangan, dan lain sebagainya. Berkonsultasilah pada dokter agar memberi gambaran menu makanan untuk anemia. Jangan memasak makanan terlalu lunak, agar zat gizinya tidak terbuang sia-sia.

3. Rajin Mengonsumsi Suplemen Penambah Darah

Dokter biasanya akan meresepkan obat penambah darah pada ibu menyusui yang beresiko terkena anemia. Minumlah secara teratur obat penambah darah yang diresepkan dokter. Minimal satu kapsul dalam sehari. Jika dirasa kurang, dokter akan menambah dosis sesuai dengan kebutuhan.

Suplemen penambah darah ini tidak hanya dikonsumsi satu dua bulan pasca melahirkan saja. Tapi beberapa bulan setelahnya. Mengantisipasi anemia yang datang tiba-tiba.

Jika suplemen penambah darah tidak mampu mengatasi anemia, dokter akan langsung menyarankan untuk tranfusi darah. Terutama untuk kasus-kasus anemia yang sudah parah dan perlu penanganan cepat.

4. Jangan Minum Kafein Sebelum Makan

Mungkin saja ibu menyusui anemia sudah mengonsumsi makanan yang kaya kandungan zat besi. Tapi tidak bisa diserap dengan sempurna oleh saluran pencernaan. Ini disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah mengonsumsi minuman berkafein sebelum makan.

Minuman mengandung kafein seperti coklat, teh, dan kopi bisa menghambat penyerapan zat besi pada saluran pencernaan. Maka dari itu hindari mengonsumsinya sebelum makan. Sebaiknya ganti dengan jus buah, karena buah akan membantu penyerapan zat besi oleh tubuh.

5. Atasi Kondisi Penyerta

Selain kekurangan zat besi pada tubuh, anemia juga bisa disebabkan oleh faktor lain, seperti pendarahan atau cacingan. Cara satu-satunya untuk menangani anemia adalah menangani kondisi penyertanya terlebih dahulu.

Jika dikarenakan pendarahan, harus dilakukan upaya untuk menghentikan pendarahan. Begitu juga jika anemia terjadi karena cacingan. Harus diupayakan untuk membersihkan cacing sebelum mengatasi anemia. Ini akan lebih efektif dibandingkan terlalu banyak mengonsumsi suplemen penambah darah.

3. Terapi Hormon

Selain mengonsumsi makanan kaya akan zat besi dan suplemen penambah darah, anemia juga bisa diatasi dengan terapi hormon. Terutama untuk ibu menyusui anemia yang akibat menderita penyakit kronis.

Terapi ini dilakukan dengan menyuntikkan hormon eritropoietin. Hormon eritropoietin merupakan hormon yang dihasilkan oleh ginjal. Disuntikkan karena produksi hormon oleh ginjal kurang maksimal, sehingga sel darah merah menjadi berkurang.

Dengan penambahan hormon eritropoietin ini, jumlah sel darah merah akan turut meningkat dan anemia pada ibu menyusui bisa diatasi dengan efektif.

4. Operasi

Salah satu penyebab ibu menyusui anemia bisa jadi karena adanya pendarahan pada organ tertentu, seperti adanya polip, fibroid atau tumor. Jika keluhannya seperti ini, dokter akan menyarankan untuk melakukan operasi sesuai dengan keluhan.

Salah satu operasi yang sering dilakukan adalah operasi transplantasi sumsum tulang belakang. Terutama untuk anemia yang sifatnya aplastik. Apakah ibu menyusui yang anemia selalu disebabkan karena ini?

Memang tidak semua. Tapi ada beberapa ibu menyusui yang menderita penyakit penyerta seperti pendarahan pada organ-organ tertentu.

Nah, itulah beberapa penyebab ibu menyusui anemia dan cara penanggulangannya. Sekali lagi jangan sepelekan masalah anemia pada ibu menyusui, karena dampak yang ditimbulkan cukup berbahaya, baik untuk dirinya sendiri maupun bayinya. Jika mengalami masalah tersebut, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan terbaik.

Exit mobile version