3 Cara Mendidik Anak Menurut Ali bin Abi Thalib

cara mendidik anak dengan rumus 7x3 seperti Ali bin Abi Thalib | credit: kanal247.com

Ada banyak metode cara mendidik anak yang bisa orang tua lakukan. Salah satu metodenya yaitu dengan mengimplementasikan 3 cara mendidik anak menurut Ali bin Abi Thalib menggunakan rumus 7×3.

Ali bin Abi Thalib sendiri merupakan khalifah ke-4 atau biasa kita kenal sebagai khulafaur rasyidin terakhir bagi umat muslim sesudah Nabi Muhammad SAW wafat. Yang sebelumnya, Ali bin Abi Thalib juga menjadi sahabat Nabi Muhammad SAW.

Mungkin Anda penasaran kan dengan penjabaran rumus 7×3 tersebut? Tanpa berlama-lama, berikut artikel dari prempuan.com akan memberikan penjelasannya untuk Anda. Kami berharap, artikel ini bukan sekadar bisa menambah wawasan, tetapi memang 3 cara mendidik anak menurut Ali bin Abi Thalib dengan rumus 7×3 ini bisa Anda implementasikan untuk sang buah hati.

3 Cara Mendidik Anak Menurut Ali bin Abi Thalib Menggunakan Rumus 7×3

Cara mendidik anak dengan rumus 7x3 seperti Ali bin Abi Thalib
Cara mendidik anak dengan rumus 7×3 seperti Ali bin Abi Thalib | Credit: seruni.id

Rumus 7×3 merupakan penjelasan 3 cara mendidik anak menurut Ali bin Abi Thalib dari berbagai usia. Pertama, cara mendidik anak pada  usia 7 tahun pertama (0 – 7 tahun). Kedua, cara mendidik anak pada usia 7 tahun kedua (7-14 tahun). Ketiga, cara mendidik anak pada usia 7 tahun ketiga (14-21 tahun).

1. Cara mendidik anak dengan rumus 7×3 seperti Ali bin Abi Thalib pada tahun pertama (0-7 tahun)

Seperti dalam artikel sebelumnya, yaitu di artikel ini. Usia 7 tahun pertama menjadi usia dimana anak mengalami banyak perubahan. Misalnya saja, dari yang awalnya tidak aktif, menjadi semakin aktif untuk melakukan eksplorasi. Dari yang awalnya penurut, menjadi pembangkang, dan lain-lain .

Perubahan-perubahan tersebut normal terjadi. Menurut Ali bin Abi Thalib, cara ampuh yang bisa Anda lakukan untuk mendidik anak di usia 7 tahun pertama ini yaitu dengan memperlakukan sang buah hati layaknya raja.

Maksudnya, tetaplah Anda melayani anak dengan lemah lembut, penuh kasih sayang, dan tulus dalam mengasuh. Namun, Anda juga harus bisa bersikap tegas dengan penuh kasih sayang. Sebab, pada usia ini anak akan mudah meniru banyak hal dari Anda maupun orang lain di sekitarnya.

Misalnya, saat sang buah hati melakukan kesalahan, tentu itu akan membuat Anda sebagai orang tua merasa jengkel. Emosi negatif ini rasanya ingin membludak.

Tapi, Anda tidak boleh melampiaskan emosi di depan anak. Anda harus bisa menahan emosi, agar di kemudian hari anak tidak meniru emosi negatif Anda.

Begitupun ketika sang anak sedang ingin bermanja-manja dengan Anda, padahal Anda sedang sibuk bekerja. Cobalah untuk meluangkan waktu sejenak menghampiri sang buah hati. Semoga kelak saat sang buah hati juga melakukan hal demikian untuk Anda.

2. Cara mendidik anak dengan rumus 7×3 seperti Ali bin Abi Thalib pada tahun kedua (7-14 tahun)

Usia 7 tahun kedua menjadi usia yang sangat tepat bagi sang buah hati untuk Anda berikan pendidikan mengenai hak dan kewajiban. Menurut Ali bin Abi Thalib, cara mendidik anak pada usia 7 tahun kedua ini dengan memperlakukan sang buah hati sebagai tawanan.

Maksudnya, cobalah untuk memperkenalkan sang buah hati dengan berbagai macam peraturan yang isinya adalah kewajiban dan larangan. Namun di satu sisi, sang buah hati tetap bisa mendapatkan haknya secara proporsional. Anda sebagai orang tua harus bisa menakar antara hak dan kewajiban sang buah hati dengan seimbang.

Misalnya, dikarenakan Nabi Muhammad SAW pernah memerintahkan seorang anak untuk melaksanakan sholat wajib 5 waktu sejak usia 7 tahun, maka Anda pun bisa mengikuti ajaran tersebut. Jika pada usia tersebut anak Anda meninggalkan sholat, maka Anda bisa memberinya hukuman dengan tetap dalam batas wajar. Hindari hukuman yang sifatnya kekerasan.

Sebaliknya, jika anak Anda rajin untuk melaksanakan sholat wajib 5 waktu, jangan lupa untuk selalu memberinya apresiasi. Sekecil apapun itu, baik apresiasi berupa kata-kata maupun hadiah barang, itu sangat berarti baginya. Anak akan merasa bahwa usahanya telah Anda hargai dan akan semakin termotivasi untuk terus menuruti perintah Anda.

Tapi Anda juga harus memberikan teladan ya. Jangan hanya menyuruh dan memberi hukuman, sementara Anda tidak melaksanakannya. Begitupun saat membuat peraturan untuk hal lain, sebaiknya Anda memahami diri anak terlebih dahulu, karena setiap anak itu unik dan cara mendidiknya tidak bisa disamakan satu dengan lainnya.

3. Cara mendidik anak dengan rumus 7×3 seperti Ali bin Abi Thalib pada tahun ketiga (14-21 tahun)

Terakhir, cara mendidik anak dengan rumus 7×3 seperti Ali bin Abi Thalib pada fase ketiga yaitu dengan menjadikannya sebagai sahabat. Ya, Anda memang tidak salah mendengar. Sebagai orang tua, hendaknya Anda juga bisa menjadi sahabat bagi sang buah hati.

Pada usia ini, anak sudah menginjak akil baligh. Anak sudah remaja dan beranjak dewasa. Ia akan mengalami banyak perubahan, baik dari segi fisik, mental, spiritual, budaya, sosial, lingkungan, bahkan berbagai permasalahan sudah harus ia hadapi.

Hadirlah sebagai sahabatnya. Dengarkan setiap keluh kesahnya. Berikan solusi terbaik Anda untuknya. Jangan sampai, ia justru lebih merasa nyaman mengadukan setiap permasalahannya dengan teman atau sahabatnya di sekolah daripada Anda.

Bantu ia menemukan potensinya. Latihlah ia mandiri. Biarkan ia memilih apa yang menjadi pilihannya. Namun bukan berarti Anda melepas begitu saja pilihan sang anak. Tetaplah untuk mengawasi dan mengingatkan bahwa setiap pilihan ada konsekuensinya.

Dari 3 cara mendidik anak menurut Ali bin Abi Thalib dengan rumus 7×3 di atas, adakah yang selama ini ternyata sudah Anda implementasikan? Jika belum, sesuaikan cara mendidik anak berdasarkan fase usianya ya. Mendidik anak sejak dini lebih mudah daripada mendidik anak saat sudah dewasa nanti. Ibarat melukis di atas batu akan lebih mudah daripada melukis di atas air.

Exit mobile version